FENOMENA FISIKA: SPATU BALLET VS SPATU BOLA

FENOMENA FISIKA: SPATU BALLET VS SPATU BOLA


SPATU BALLET VS SPATU BOLA   


Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sangat mengenal dengan sepatu sepak bola dan sepatu balet. Bagi kalian siswa laki-laki tentu sangat akrab dengan sepatu sepak bola bukan?. Sepatu sepak bola di kemas dengan sangat cantik sehingga pemain sepak bola merasa nyaman saat memakainya di lapangan sepak bola. Sepatu sepak bola di kemas dengan sangat baik sehingga memungkinkan pemain sepak bola untuk dapat melakukan lari dengan cepat (sprint) untuk mengejar bola. Bila sepatu sepak bola di kemas seperti itu maka lain halnya para siswa putri. Siswa putri pasti juga tahu tentang sepatu balet. Sepatu ballet di desain juga sangat cantik sehingga pemain ballet dapat melakukan spin atau putaran dengan ujung kakinya. 

Spatu balet di desain bukan untuk malukan sprint akan tetapi desain dari sepatu balet memang di desain untuk memungkinkan pemain balet melakukan spin dalam waktu yang lama. Secara tidak langsung kita sangat akrab dengan fisika. Dimana letak keakraban kita dengan fisika?. Secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan sesuatu yang berhubungan dengan fisika. Baik sepatu sepak bola maupun sepatu ballet keduanya didesain menggunakan prinsip fisika yaitu dengan memperhitungkan gaya gesek antara sepatu dengan lantai atau rumput. Mari kita telaah bersama kaitannya sepatu balet dan sepatu sepak bola dengan gaya gesek. Pertama, di dalam fisika dikatakan bahwa ketika terjadi dua kontak permukaan benda antara permukaan benda satu dengan permukaan benda dua maka terdapat gaya gesek diantara keduanya. Gaya gesek tersebut dapat berupa gaya gesek statis (μs) maupun gaya gesek kinetis (μk). 

Jadi ketika terjadi kontak antara sepatu balet dengan lantai ataupun sepatu sepak bola dengan rumput maka terjadi gaya gesek diantara keduanya. Ketika pemain sepak bola dan pemain ballet bergerak pada sebuah permukaan yang kasar maka gaya gesekan kinetik bekerja dengan arah berlawanan arah kecepatan benda. Besarnya gaya gesek kinetik antara sepatu dengan lantai/rumput bergantung pada jenis sepatu dan bidang permukaan yang bersentuhan. gaya gesekan yang terjadi sebanding dengan gaya normal antara sepatu dengan bidang permukaan , yang merupakan gaya yang diberikan benda-benda tersebut satu sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan benda. Besar gaya gesekan antara sepatu dengan bidang permukaan dapat dituliskan dengan perbandingan: 

Ffr = µk . Fn 

Dimana:  
Ffr = Gaya Gesek               
μk = Gaya gesek kinetik              
Fn =Gaya Normal

Selain gaya gesek kinetik juga terdapat gaya gesek statik yaitu gaya yang mengacu pada gaya yang sejajar dengan kedua permukaan. Gaya gesek ini ada walaupun permukaan-permukaan benda tersebut tidak bergerak (meluncur) satu sama lain.   

ANALISA DENGAN FISIKA Sepatu Sepak Bola Pada sepatu sepak bola didesain pada alas sepatu tersebut di buat pull. pull ini berfungsi untuk memperbesar gaya gesek statis dan kinetik antara permukaan sepatu dengan rumput. Tujuan memperbesar gaya gesek tersebut adalah agar pemain sepak bola tidak terpeleset saat berlari maupun saat melakukan sprint. Selain itu pull ini berfungsi sebagai penopang dari berat badan pemain sehingga letak pull diatur sedemikian rupa sehingga seimbang. Pull ini akan sangat berguna ketika terjadi hujan deras saat permainan sepak bola berlangsung. Pull akan mencengkram rumput sehingga pemian tetap dapat melakukan  sprint walaupun bidang kontak antara sepatu dengan rumput tersebut licin. Bukankah kalau gaya geseknya besar maka akan memperlambat gerak para pemain?. Disini gaya gesek tidak  memperlambat para pemain karena gaya penggerak yang dimiliki oleh pemain lebih besar daripada gaya gesek kinetik dan gaya gesek statis maksimum yang terjadi antara sepatu dengan rumput. Hal ini dapat dijelaskan secara fisika jika gaya penggerak lebih besar dari gaya gesek statis maksimum (F > Fsmak), maka benda bergerak. Gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek kinetis, dengan demikian:

fk = µk . N 

dimana :               
fk = gaya gesek kinetis (N)              
µk = koefisien gesek kinetis (tanpa satuan)               
N = gaya normal yang bekerja pada benda (N)     


Sepatu Balet Pada sepatu ballet berbeda dengan sepatu sepak bola. Sepatu balet di desain tidak menggunakan pull karena sepatu balet digunakan oleh pemain balet untuk melakukan putaran menggunakan ujung sepatu dengan satu kaki. Jika pull pada sepatu sepak bola untuk memperbesar gaya gesek agar pemain sepak bola tidak terpeleset saat berlari maka hal ini berbanding terbalik dengan spatu ballet. Spatu ballet pada ujungnya di buat sedemikian rupa untuk mengurangi gaya gesek antara ujung sepatu dengan lantai. Tujuannya adalah agar putaran (spin) yang dilakukan oleh pemain balet tersebut dapat berlangsung dalam jeda waktu yang lama. Apabila gaya gesek antara ujung spatu dengan bidang kontak lantai terlalu besar maka pemain balet susah melakukan gerakan putaran saat menari.Di dalam fisika dapat di jelaskan bahwa jika gaya penggeraknya lebih kecil dari gaya gesek statis maksimumnya(F < Fsmak), maka benda dikatakan belum bergerak. 

Gaya gesek yang bekerja pada benda sebesar gaya penggerak yang bekerja pada benda. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika gaya gesek yang diperoleh dari dari kontak antara ujung spatu dengan bidang lantai terlalu besar maka pebalet tersebut tidak dapat berputar. Jadi, agar penari balet tersebut dapat menari dengan nyaman dan indah desain spatu balet dibuat sedemikian rupa agar nilai gaya gesek antara spatu dengan bidang menjadi lebih kecil. Desain spatu pada balet yang demikian juga membuat spatu balet yang digunakan tidak mudah rusak walaupun penari melakukan putaran (spin) berulang kali. Nah, sekarang kalian sudah tahu kan bahwa sepatu balet dan sepatu sepak bola itu digunakan dengan menggunakan prinsip fisika. Jadi, mari kita belajar fisika dari apa yang sering kita jumpai dalam kehidupansehari-hari.

0 Response to "FENOMENA FISIKA: SPATU BALLET VS SPATU BOLA"

Post a Comment

Note : Dilarang melakukan promosi dan komentar yang mengandung unsur sara, ras, agama, kontroversi dan pornografi.

Iklan Tengah Artikel 2